Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

riak

pada kegelisahan aku menitipkan khawatir perihal apa-apa yang tidak kau perlihatkan bunyinya tak pernah seirama alurnya tak pernah bisa diterima aku memilih senyap kemudian ia menolak untuk itu pada kerinduan  aku menitipkan segala ingin yang belum tercapai lantaran impian sangat cemburu pada waktu-waktu kita mengalirkan semuanya pada satu muara; pengertian pada keikhlasan aku menitipkan segenggam butir kecewa biar terurai atau terbuang menjadi tiada sehingga padamu aku selalu kuat menaruh harap sanjaka  (2019)

NovembeRain

Dalam kesunyian, senyummu menjelma suara berbisik penuh rayu bergema memenuhi lorong sunyi tempatku berduka soal rindu dalam ketidakhadiran, senyummu menjelma udara berhembus menelusuri sela-sela kesibukan membuatnya menyesal telah bertengkar dengan hari libur dalam kerinduan, senyummu menjelma pisau menusuk waktu-waktu yang dirasa sia-sia tanpa berada dalam genggamanmu dalam kemesraan, senyummu menjelma waktu berdetak tiap detik mencekik segala keinginan memeluk agar hangatnya hanya bersumber dari lengkung bibirmu bukan sebuah pelukan dalam kenyataan, senyummu menjelma hari akhir dirahasiakannya kehadiran dipastikannya kejadian hanya tinggal menunggu. senyummu yang lebih dulu hadir atau kematianku yang lebih dulu dipastikan sajaka, 2019

pernyataan tentang rindu

berlabuh rindu semakin hari semakin jahat jarak pada secuil keinginan bertemu jarak menyalahkan sempat pada kepadatan yang tidak ada perbandingan kepentingannya kepentingan menyalahkan sunyi yang membuatnya bosan dengan lamunan sunyi menyalahkan aku yang tak bisa menjadikannya ramai aku menyalahkan aku yang membenarkan semua kesalahanku November 

Cerita tentang tuntutan

Mereka terkadang bingung, soal bagaimana bahagia.  Padahal yang membuatnya tidak bahagia adalah kebingungannya.  Jadi, cara untuk menjadi bahagia adalah dengan tidak bingung.  Dari kebingungan-kebingungan itu mereka berbondong-bondong menjadi sesuatu yang disuka oleh orang-orang disekitarnya, walaupun sesuatu tersebut bukan dirinya.  Akhirnya, selama orang-orang disekitarnya menganggap bahwa dirinya terlihat bahagia menjadi sesuatu yang bukan dirinya, seterusnya ia akan menjadi bukan dirinya.  Lalu, anggapan ini menyebar entah melalui apa.  Sampai dunia dipenuhi dengan makhluk bertopeng.  Tersenyum dikeramaian, terisak dikesunyian.  Dadanya sesak bernafas diantara mata yang tidak bisa menerima dirinya apa adanya.  Terhimpit oleh tuntutan dan tak bisa bergerak bebas sesuai kemauannya.  Lantaran sudah lama ia hidup dengan kondisi seperti itu, ia terbiasa menjadi bukan dirinya.  Kabar terakhir mengerikan, ia senang akan puja-puji orang-orang yang sudah lama membuatnya sesak hidup m

Oranye

Degup-degup itu kembali menyatu dengan kesunyian Merengek minta ditemani oleh puja puji yang hanya sementara Buta akan kebahagiaan, Kepikiran Tolol Ketika kaki dipaksa berlari kearah yang ditunjukkan oleh ego, takdir menunjukkan kuasanya.  Bahwa satu-satunya cara untuk bahagia adalah mencintai diri sendiri Di keramaian Bising Kesunyian Dimana pun Cintailah diri sendiri Pun begitu, kamu adalah hidup.  Dimana pun Atau aku belum menemukan hal lain yang membuat diriku hidup Selain dirimu Jadi jangan biarkan aku berjalan dalam keadaan mati.  Jangan pergi. Aku masih terlalu sayang kamu