Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Ceteria yang sengsara.

Suara malam membangunkan, bangun dengan keadaan tubuh menggigil, bibir berdarah, rambut acak-acakan, didepan toko barang tua yang hampir tutup.  Aku berjalan menyusuri kota, mencari yang terdekat, ingin memeluk yang mampu didekap.  Linglung seperti orang kehilangan ingatan, aku berhenti ditrotoar dekat pemberhentian bus, satu persatu orang melangkah menuju tujuannya, mengabaikan sesuatu yang ia anggap bukan apa-apa; aku.  Tangan kanan menjadi sesuatu yang dibenturkan berulang kali ke kepala, agar ingat semua kenang.  Aku lupa berapa lama aku sudah lupa, sehingga kota terasa begitu tua atau aku yang melaju ke masa depan.  Tapi apakah aku bisa ke masa depan? Dengan keadaan yang sangat terbelakang?.  Aku tanya pada lampu merah, tapi ia diam.  Ia tak pernah memberiku hijau. Aku dimana? Kenapa keadaanku seperti ini? Lalu beberapa semut berjalan diatas bulu kaki ku.  Kemudian menggigitku.  Ia berbisik "itu semua karena kau!, Kau yang membuat dirimu acak-acakan seperti ini." L