Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Aku sedang sayang sama kamu

Hai, Rasanya, tak terasa.  Tak tau terasa atau tidak.  Aku bingung sendiri dengan pernyataan barusan.  Tapi, yang ingin ku katakan, terasa sekali perubahan yang ada pada diriku sekarang.  Setelah bertemu denganmu.  Yang tidak terasa itu waktu.  Satu tahun lalu tepatnya, aku menyatakan cinta padamu.  Lalu kini hatiku sudah benar-benar mantap padamu.  Walaupun aku belum mengetahui bagaimana hatimu.  Beberapa terjal aku lewati dengan kebodohan, hingga membuat hatimu padaku tak lagi menimbulkan kesan.  Sepertinya.  Tapi tak apa, aku merasa, bersama terus denganmu akan membuatku jadi lebih baik.  Jadi pribadi yang nantinya akan aku butuhkan. Walaupun aku belum tau pada siapa hatimu tertuju.  Aku sudah mantap denganmu.  Walau pada akhirnya bukan aku yang kau pilih, setidaknya aku ingin terus berada disampingmu sampai nantinya kau putuskan untuk menaruh hatimu untuk siapa.  Aku sayang sama kamu, dan arti sayang yang aku rasakan saat ini lebih dari sekedar ingin memiliki.  Arti sayang ini

Setelah kemarau panjang

Pertengahan Juli, mendung mulai terlihat dan rintik hujan mulai turun bersama dengan keluh kesah penikmat cuaca panas.  Atau mungkin lebih tepatnya penikmat keluh kesah, karena mereka tidak pernah benar-benar menikmati sesuatu, hanya mengeluhkan sesuatu.  Hujan menjadi harapan bagi orang yang merindukan kesejukan, apalagi ibukota sering kali dinobatkan sebagai kota dengan polusi terbanyak.  Sial.  Tepat satu tahun lalu, aku merasakan sebagai pengharap hujan dan kau sebagai yang diharapkan.  Polusi dan kebisingan yang aku terima hilang.  Senyuman yang begitu berbeda menjadi petir, terkaget aku dibuatnya.  Tapi begitulah, setelah kemarau panjang, senyummu jadi satu-satunya kaget yang aku nantikan.  Berbekal obat penurun panas, aku memberanikan diri menyentuh hujan, atau dirimu, langsung, ke kulit, meresap apa yang terserap, mengikat apa yang memikat.  Panas dingin aku dibuatnya, siapa lagi kalau bukan olehmu.  Kulitku kaget, terbiasa terkena polusi, dan hadirmu yang menyerupai hujan mem