Langsung ke konten utama

Postingan

Perspektif kebelakang.

Aku telah memaafkanmu, beserta semua sayatan kecil yang kau buat dan beberapa kabar bahagiamu yang kurenungkan karna tak ada aku didalamnya.  Aku telah memaafkanmu, beserta senyum manismu yang perlahan mulai kukesampingkan. Aku telah memaafkanmu, beserta raut wajah bahagiamu ketika bersamanya yaung kau posting di instagram. Aku telah memaafkanmu, beserta semua nasihatmu yang sampai sekarang masih kupeluk erat bersama rasa nyeri yang tak kau izinkan sembuh secepatnya. Aku telah memaafkanmu, beserta larang mu terhadapku dengan tidak berlama-lama bermain game. Aku telah memaafkanmu, Sungguh. Dan aku minta maaf, karna tak berhenti menulis tentangmu. Aku minta maaf, Karna tak kunjung memformat mu dari otakku. Aku minta maaf, Karna tak bisa kembali mencium tangan ibu mu seperti dulu.  Aku minta maaf, Karna tak bisa lagi merosot dari pegangan tangga lantai 4 saat kau naik tangga hanya untuk mengucap "Selamat pagi" Aku minta maaf, Karna sekarang mulai sibuk mengg...

Peta konsep.

Jatuh adalah hal biasa, luka adalah hal pasti setelahnya, dan sembuh adalah hal yang harus kita usahakan.  Membahas hujan tak ada habisnya, ia akan selalu muncul dan turun beserta ribuan kenangan.  Pahit atau manis.  Dua opsi itu yang sering muncul.  Ketahuilah, sembuh setelah menerima luka adalah hal yang diperkirakan sulit.  Dijalankan pahit.  Dan dirasakan sakit.  Aku kira aku akan cepat sembuh setelah berpura-pura menghindar darimu.  Ternyata aku harus terpincang beberapa kilometer agar sampai seperti ini.  Aku yang sekarang yaa aneh .  Enggan melangkah, tak berprinsip, mudah mengikuti.  Tapi aku sudah sembuh sepertinya.  Sering sekali aku mendapat bisikkan "Melangkah tinggal melangkah, apa susuahnya? tinggal kamu yang nentuin lewat jalan yang kemaren atau jalan baru yang tak pernah kau tau"   Mereka yang bilang seperti itu mudah berbicara.  Aku tertatih melewati proses bernama kambuh.  Pincang melangkah...

Chord Guitar The Red Jumpsuit Apparatus - Your Guardian Angel

G      D        Em When I see your smile C                G      D     Em     C Tears run down my face I can't replace G                              D And now that I'm stronger I've figured out          Em                   C How this world turns cold and breaks through my soul       G         D         Em              C And I know I'll find d...

Spidol Permanent.

             Malam ini, kembali kuteguk pahitnya kopi seduhanku sendiri.  Sangat terasa pahit nya, menyegarkan mata dan otak yang malam ini dipaksa menguasai matematika geometri yang sebenarnya aku tak suka.  Mencoret-coret kertas putih yang tak tau harus diisi dengan apa.  Kembali kuteguk kopi itu, semakin pahit dan semakin teringat kembali aku padamu . Saat di suatu siang didepan kelasmu, cuaca begitu tak menentu.  Awan sedang menjatuhkan banyak air, mengisyaratkan bahwa air adalah zat paling menyebalkan.  Sering ia menyadarkanku secara tetiba tentang peristiwa kecil saat ia jatuh dari awan.       "Jak, uli mau ngomong."   Tetiba kau ucapkan itu saat jam istirahat.  Aku duduk dibangku depan kelasmu, kaupun begitu.  Kita berhadapan.  Aku menatapmu, kaupun begitu.  Kita masuk fase membingungkan, tatapan matamu menandakan kau sedang berusaha berfikir un...

Kotak pos belum di isi

Malam ini kecepatan angin meningkat, menyeruak masuk ke dalam kulit.  Tak henti-hentinya aku membenturkan tangan dengan kepalaku, berfikir tentang kenapa? Aku ini kenapa? Beberapa cerita bergulat didalam otakku, membuatnya tak bisa menerima inspirasi apapun.  Tulisan ini pun aku tulis dengan apa adanya malam.  Dingin yang membuatku terbuai . Aku tak bisa berkreasi, Aku tak bisa menulis, Aku tak bisa melakukan hal lain lagi semenjak kamu menghantui otakku beberapa hari ini.  Melayang layang Ria kau didalamnya Tersiksa aku dibuatnya Tiap kabar bahagiamu sering kudengar dari orang, padahal aku sudah berusaha keras menghindarimu.  Tapi begitulah melupakan , kita akan mencari jalan yang tidak mengarah kepada seseorang.  Tapi tetap saja, rindu selalu mengarahkannya.  Memberikan petunjuk kepada kamu Tolong! Hentikan! berhenti berlari diotakku, kau memang pernah jadi bagian yang selalu kupikirkan.  Tapi sudahlah, aku sedang berusaha membuatmu m...

Kurasa, Antartika kalah dingin denganmu.

Selamat malam embun, beserta semua zat yang dingin.  Termasuk kamu. Baru saja tadi sore, aku yang tengah duduk santai dikejutkan oleh rintik hujan.  Ia datang beramai-ramai, membentur atap rumahku, berbisik dan mengingatkanku kembali pada satu sosok perempuan.  Iya satu. Aku tidak terlalu pandai berbagi tempat.  Suara seseorang yang memanggil namaku dari luar rumah membuat aku terbangun.  Suara itu tak asing, memang suara itu yang sering memanggil namaku dari kecil.  Ia teman, yaa ia yang selalu mengajak aku ke lapangan hanya untuk menendang bola ditengah hujan.  Dan aku selalu mengiyakan ajakannya.  # Hujan dari masa kemasa selalu sama, mungkin kecepatan air yang jatuh yang membuatnya kadang berbeda.  Sebuah bola yang sedari tadi ditendang kesana kemari melengkapi kebahagiaan para cowok yang sudah bergaul dari kecil.  Layaknya anak kecil.  Tak ada raut kesedihan, yang ada hanya tertawa.  Hujan masih saja mengguyur wilaya...

Masa Caturwulan.

Dipertengahan Maret tahun ini.  Kisah pilu yang mulai layu dilahap senyum-senyum keikhlasan, kembali aku ceritakan.  Di sore hari yang mulai gelap, disitulah pertemuan kita.  Peristiwa yang aku ingat begitu detail tentang ekspresi marah yang kau lontarkan.  Kau marah.  Kau tak setuju bahwa smash keras ku terhadap bola volly itu masuk kedalam lapangan, kau tetap pada keputusanmu bahwa bola volly itu keluar lapangan.  Padahal kau belum kenal denganku, tapi sebegitu emosionalnya dirimu.  Padahal aku orang yang percaya, bahwa suatu hubungan dibentuk dari emosional, berjalan dengan konsep yang direncanakan, dan berakhir dengan kata "udahan". Sudah hampir sebulan aku latihan bersamamu, dan aku juga sudah tau namamu.  Beberapa pertemuan, dan kita masih saling diam dalam ketidakjelasan.  Kamu tersenyum, akupun begitu.  Dengan tekad yang kuat dan motivasi tinggi untuk meninggalkan masa lalu, akupun memberanikan diri untuk mendekatkan dirimu....