Langsung ke konten utama

Spidol Permanent.

             Malam ini, kembali kuteguk pahitnya kopi seduhanku sendiri.  Sangat terasa pahit nya, menyegarkan mata dan otak yang malam ini dipaksa menguasai matematika geometri yang sebenarnya aku tak suka.  Mencoret-coret kertas putih yang tak tau harus diisi dengan apa.  Kembali kuteguk kopi itu, semakin pahit dan semakin teringat kembali aku padamu.

Saat di suatu siang didepan kelasmu, cuaca begitu tak menentu.  Awan sedang menjatuhkan banyak air, mengisyaratkan bahwa air adalah zat paling menyebalkan.  Sering ia menyadarkanku secara tetiba tentang peristiwa kecil saat ia jatuh dari awan. 

     "Jak, uli mau ngomong."  Tetiba kau ucapkan itu saat jam istirahat.  Aku duduk dibangku depan kelasmu, kaupun begitu.  Kita berhadapan.  Aku menatapmu, kaupun begitu.  Kita masuk fase membingungkan, tatapan matamu menandakan kau sedang berusaha berfikir untuk menyampaikan sesuatu. 

    "Ngomong apa li?"  Ucapan penuh tanya namun singkat yang ku lontarkan.  "Tapi janji gak marah yaa?"   Jawaban penuh membingungkan yang malah kau lontarkan.  Ada apa? kau kenapa?

Perubahan sikapmu terlihat kala itu, seperti sesuatu yang entahlah.  Kau berbeda. 

Padahal, aku selalu bingung kenapa selalu kau tempatku berpulang.

Beberapa menit kita terdiam dalam suasana hening.  Akhirnya kau nyatakan semua ekspresimu dengan kata-kata "Jak, kita break aja dulu.  Gatau kenapa uli males pacaran.  Tapi uli pasti balik kok."   Pernyataan penuh keyakinan.  Dengan senyum, akupun menanyakan kembali "sampai kapan li?"   Dan kau pun "Gatau sampai kapan tapi uli pasti balik" 

#

Kembali kuteguk kopi pahitku setelah mengingat peristiwa itu.  Lucu memang.  Ah!! sudahlah!! aku harus kembali menghafal rumus geometri.  Dan malam ini udara sisa hujan tadi sore masih terasa. Dinginnya sama seperti pernyataanmu itu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara...

Sikap Jomblo terhadap lirik lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu

Jika engkau mempunyai kekasih, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu romantis.  Tetapi jika anda seorang jomblo, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu KASIAN ANDA HAHAHAHA.  Eh gua kan jomblo ya ngapain ngeledek orang. Oke balik lagi ke pembahasan yaitu lagu Banda neira yang berjudul Sampai jadi debu.  Saya menyukai musik-musik indie seperti Banda Neira.  "Banda Neira adalah proyek iseng bertanggung jawab duo Ananda Badudu dan Rara Sekar. Dengarkan musik kami di soundcloud.com/bandaneira Sedikit tentang Banda Neira Ada kata yang melulu diulang dalam setiap penjelasan profil Banda Neira: Iseng, nekat, kurang persiapan, tinggal beda pulau, dan tak bakal ada yang dengar. Tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi, memang seperti itulah adanya Banda Neira. Awalnya band (keukeuh tak mau disebut duo) ini cuma proyek iseng belaka." Dikutip dari tumblr dibandaneira Dari awal kita akan mendengarkan musi...

Besar kepalamu

Kemarau dan penghujan sedang tak menentu, kadang datang bersama dalam satu hari.  Lain hal, alam ini selalu memberi apa yang tiap manusia butuhkan, sekalipun mereka mengotori tubuhmu.  Sementara itu kau sedang sibuk-sibuknya dengan kekasih barumu.  Terik ataupun kemarau, yang kau posting selalu wajahnya.  Riuh penuh alasan, caption milikmu seakan parang tajam menusuk langsung tepat disebelah jantung, aku tak kau buat mati namun hidup dengan perasaan tersakiti.  Pagiku kini ditemani dua gelas kopi hangat, yang satu untuk kuminum dan yang satu untuk kubiarkan dingin, biar khayalku tentangmu yang menghabisinya.  Masih tentangmu, pejam sementara terasa begitu lama, atau memang kau ingin aku melihatmu? biar kau pamerkan cara dia menjagamu? begitu?.  Tak sudi aku, apalagi harus dibandingkan dengan priamu.  Aku adalah aku.  Jika ia kau rasa lebih hebat, maka biar udara yang menjawabnya tentang seberapa sering aku dihempas hanya untuk menuggumu....