Langsung ke konten utama

last chapter, i’m done

Hallo Desember, sangat menyenangkan bisa kembali berjumpa denganmu. Tahun ini sungguh mengharukan. Bagaimana tidak, seorang yang jarang mengeluarkan air mata seperti saya pada akhirnya banyak menangis tahun ini. Pendidikan, cinta dan kehidupan. Semua memiliki kehilangannya masing-masing. Dan dari kehilangan tersebut saya perlahan menjadi semakin paham tentang hidup saya; walaupun dalam hidup, masih begitu banyak yang perlu dipahami. Perjalanan sarjana saya akhirnya selesai, saya kehilangan 1 tahun waktu saya lantaran tidak mampu menyelesaikannya tepat waktu. Orang bilang ‘lulus pada waktu yang tepat’, nyatanya saya tak juga menemukan waktu tersebut. Hingga saya merasa berada di titik terendah dalam hidup saya. Kemudian ditinggalkan cinta saat fase tersebut adalah hal berat lainnya yang saya rasakan tahun ini. Begitu bingung saya menjelaskan perasaan yang saya rasakan. Ditinggalkan cinta di titik terendah. Mungkin sebagian tulisan saya adalah tentangnya, dan itu akan menjadi museum; tempat dimana curahan hati saya ada. Pendidikan dan cinta mengajarkan saya tentang bagaimana menghargai waktu. Terlambat lulus dan putus cinta dalam hubungan yang sudah lama adalah dua hal yang menampar dengan keras pelajaran tentang waktu bahwa semua memiliki ketepatan waktu yang mungkin saja berbeda. Dan perbedaan tersebut selalu memiliki makna. Saya tidak menyesal lulus terlambat, begitupun tentang putus cinta. Semua selalu punya makna. 

Banyak kehilangan ini membuat saya menerima banyak hal pula. Salah satunya adalah teman. Beberapa dari mereka adalah orang yang ada disamping saya pada saat saya berada di titik terendah dalam hidup saya. Saya bersyukur akan hal itu. 

Mengenai cinta, saya percaya sesuatu yang mati akan tumbuh kembali dalam bentuk yang lebih baik. Dan sesuatu yang tumbuh pasti perlu waktu. 

Ini tulisan terakhir saya di platform ini. Saya pamit. 

Oh iya, cinta yang tumbuh memerlukan waktu. Dan sekarang saya sudah menemukan waktu tersebut.

Selamat tinggal, sekarang saya mau lebih menikmati waktu. Bersama cinta yang baru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara...

Sikap Jomblo terhadap lirik lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu

Jika engkau mempunyai kekasih, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu romantis.  Tetapi jika anda seorang jomblo, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu KASIAN ANDA HAHAHAHA.  Eh gua kan jomblo ya ngapain ngeledek orang. Oke balik lagi ke pembahasan yaitu lagu Banda neira yang berjudul Sampai jadi debu.  Saya menyukai musik-musik indie seperti Banda Neira.  "Banda Neira adalah proyek iseng bertanggung jawab duo Ananda Badudu dan Rara Sekar. Dengarkan musik kami di soundcloud.com/bandaneira Sedikit tentang Banda Neira Ada kata yang melulu diulang dalam setiap penjelasan profil Banda Neira: Iseng, nekat, kurang persiapan, tinggal beda pulau, dan tak bakal ada yang dengar. Tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi, memang seperti itulah adanya Banda Neira. Awalnya band (keukeuh tak mau disebut duo) ini cuma proyek iseng belaka." Dikutip dari tumblr dibandaneira Dari awal kita akan mendengarkan musi...

Besar kepalamu

Kemarau dan penghujan sedang tak menentu, kadang datang bersama dalam satu hari.  Lain hal, alam ini selalu memberi apa yang tiap manusia butuhkan, sekalipun mereka mengotori tubuhmu.  Sementara itu kau sedang sibuk-sibuknya dengan kekasih barumu.  Terik ataupun kemarau, yang kau posting selalu wajahnya.  Riuh penuh alasan, caption milikmu seakan parang tajam menusuk langsung tepat disebelah jantung, aku tak kau buat mati namun hidup dengan perasaan tersakiti.  Pagiku kini ditemani dua gelas kopi hangat, yang satu untuk kuminum dan yang satu untuk kubiarkan dingin, biar khayalku tentangmu yang menghabisinya.  Masih tentangmu, pejam sementara terasa begitu lama, atau memang kau ingin aku melihatmu? biar kau pamerkan cara dia menjagamu? begitu?.  Tak sudi aku, apalagi harus dibandingkan dengan priamu.  Aku adalah aku.  Jika ia kau rasa lebih hebat, maka biar udara yang menjawabnya tentang seberapa sering aku dihempas hanya untuk menuggumu....