Langsung ke konten utama

loentang lantoeng #eps01 - Kok jadi Jerry?

Terkadang, tiap orang kurang percaya terhadap dirinya sendiri, dan beberapa dari mereka punya alasan yang kuat untuk itu.  Kisah ini bercerita tentang pemuda keturunan Jawa yang tak pandai berbahasa Jawa.  Namanya Sugiyono.  Bapaknya bilang Sugiyono itu artinya ‘keadilan’, ia namai anaknya Sugiyono dengan harapan putranya memiliki sifat yang adil.  Namun justru nama itu yang membuatnya harus menerima perlakuan tidak adil.  Zaman dimana orang sudah mampu bertatap muka antar benua seharusnya punya hal yang lebih besar untuk dipermasalahkan, seharusnya.  Tapi Sugiyono masih saja mempertanyakan kenapa ia harus punya nama kuno macam ‘Sugiyono’.  Respon orang-orang ketika mendengar nama Sugiyono untuk pertama kalinya sangat beragam.  Ada yang ketika berkenalan dengan Sugiyono langsung tanya tahun lahir Sugiyono lantaran menyangka Sugiyono lahir pada zaman Indonesia masih bersistem kerajaan.  Ada pula yang mengira Sugiyono adalah bintang film porno Jepang.  Semakin sering mendengar ini itu tentang dirinya, menjadi hal biasa baginya.  

Sugiyono memiliki teman bernama Tomy.  Tomy adalah salah satu teman baik yang dimiliki Sugiyono.  Pria keturunan Tionghoa ini awalnya musuh Sugiyono.  Hanya karena menyukai perempuan yang sama ketika kelas 1 SMA membuat mereka bermusuhan.  Namun hal itu hanya berlangsung setahun hingga akhirnya mereka bersahabat baik.  Pertemanan mereka pun berlanjut sampai bangku kuliah.  Berada di jurusan yang sama yaitu manajemen membuat mereka seperti biji selalu menempel.  

Ada hal baru yang Sugiyono miliki ketika kuliah yaitu nama panggilan baru.  Sugiyono bukanlah Sugiyono lagi, namanya ia ganti menjadi ‘Jerry’.  Terdengar gila dan tak masuk akal.  Bagaimana mungkin nama kuno macam Sugiyono diubah menjadi Jerry.  

‘Jerry’ adalah ide dari Tomy yang ingin temannya memiliki kesan baru ketika kuliah.  Ia ingat bahwa mereka dulu bertengkar karena perempuan.  Tomy teringat kartun Tom and Jerry, si kucing dan si tikus yang selalu bertengkar.  

Ia menyebutnya “hari dimana Jerry hadir”.  Hari itu ketika ospek mahasiswa baru.  Sugiyono dan Tomy menempel layaknya biji.  Sugiyono sebenarnya punya penampilan yang menarik.  Walau tidak terlalu tampan, tipe wajah Sugiyono ini tipe yang tidak membosankan ketika dilihat.  Tomy satu tingkat diatas Sugiyono.  Kulitnya yang putih membuat ia terlihat tampan, kata kebanyakan perempuan sih tampan itu yang berkulit putih.  
Layaknya mahasiswa baru, mereka tentu berkenalan dengan yang lainnya.  Tomy memperkenalkan dirinya sebagai ‘Tom’ kepada teman-teman barunya.  Ketika tiba giliran Sugiyono yang memperkenalkan diri, justru Tomy yang memperkenalkan Sugiyono sebagai Jerry .  “Hmm, kenalin, gue Sug..”  “Eh nama dia Jerry.”  Potong Tomy ketika Sugiyono ingin memperkenalkan dirinya dengan polos
Lalu salah seorang mahasiswa bernama Rangga terheran dan bertanya “tunggu.. Tom and Jerry?”“Ya.. Gue Tom dia Jerry.  Gatau kenapa bisa mirip sama kartun tapi si Jerry ini emang demen tinggal di got sama grogotin plastik iyakan Jer?”  Tanya tom sembari melotot.  Sugiyono yang tak paham situasi hanya mengangguk.  Teman baru mereka mengiyakan saja, hal itu yang membuat Sugiyono punya panggilan baru yaitu Jerry. 


Kesan pertama yang baik dan juga buruk bagi Sugiyono.  Baik nya ia dikenal sebagai Jerry, buruknya ia menerima kalau dibilang tinggal di got dan suka grogotin plastik. 
Ospek berkesan itu membuat ‘biji’ optimis menghadapi masa-masa kuliah.  “Jadi apa rencana lo selanjutnya?”  Tanya Tom sambil merangkul Jerry saat jalan menuju parkiran.  “Rencana apa?” Sugiyono a.k.a Jerry terheran, “ya masa lo gapunya rencana sih di kampus baru.  Cari cewek kek.  Lupain si Mentari, itu udah jadi masa lalu lo.  Disini banyak barang bagus hahaha”.
“Gajelas lo.”  Jawab Jerry ketus ketika mendengar nama Mentari.  Jauh di lubuk hatinya, ia menderita dengan keadaan dimana hatinya dipaksa melepaskan sesuatu yang masih ingin ia dekap dengan erat.  
Dengan alasan melupakan, akhirnya misi pertama di kampus baru adalah 
Cari pacar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara...

Sikap Jomblo terhadap lirik lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu

Jika engkau mempunyai kekasih, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu romantis.  Tetapi jika anda seorang jomblo, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu KASIAN ANDA HAHAHAHA.  Eh gua kan jomblo ya ngapain ngeledek orang. Oke balik lagi ke pembahasan yaitu lagu Banda neira yang berjudul Sampai jadi debu.  Saya menyukai musik-musik indie seperti Banda Neira.  "Banda Neira adalah proyek iseng bertanggung jawab duo Ananda Badudu dan Rara Sekar. Dengarkan musik kami di soundcloud.com/bandaneira Sedikit tentang Banda Neira Ada kata yang melulu diulang dalam setiap penjelasan profil Banda Neira: Iseng, nekat, kurang persiapan, tinggal beda pulau, dan tak bakal ada yang dengar. Tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi, memang seperti itulah adanya Banda Neira. Awalnya band (keukeuh tak mau disebut duo) ini cuma proyek iseng belaka." Dikutip dari tumblr dibandaneira Dari awal kita akan mendengarkan musi...

Besar kepalamu

Kemarau dan penghujan sedang tak menentu, kadang datang bersama dalam satu hari.  Lain hal, alam ini selalu memberi apa yang tiap manusia butuhkan, sekalipun mereka mengotori tubuhmu.  Sementara itu kau sedang sibuk-sibuknya dengan kekasih barumu.  Terik ataupun kemarau, yang kau posting selalu wajahnya.  Riuh penuh alasan, caption milikmu seakan parang tajam menusuk langsung tepat disebelah jantung, aku tak kau buat mati namun hidup dengan perasaan tersakiti.  Pagiku kini ditemani dua gelas kopi hangat, yang satu untuk kuminum dan yang satu untuk kubiarkan dingin, biar khayalku tentangmu yang menghabisinya.  Masih tentangmu, pejam sementara terasa begitu lama, atau memang kau ingin aku melihatmu? biar kau pamerkan cara dia menjagamu? begitu?.  Tak sudi aku, apalagi harus dibandingkan dengan priamu.  Aku adalah aku.  Jika ia kau rasa lebih hebat, maka biar udara yang menjawabnya tentang seberapa sering aku dihempas hanya untuk menuggumu....