Purnama terbelah di kakimu
Kita memudar
Aku tak pernah punya kuasa atas
Ketakutan atau kegelisahan
Diporakporandakan lalu diam
Begitu lagi
lagi
dan lagi
Semesta memberi tanda
pada ketidakharusan
Inginku menerobos masuk
menyulam rasa
menjelma asa
lalu dipeluk olehmu
Matamu merupa ruang
tempat ternyaman untuk pulang
aku menari
berpijak
membasuh
menggenggam bayang
bersuka dan berduka
didalamnya,
pada ketidakharusan akupun dihukum
tak ada yang lebih menyakitkan ketimbang dipaksa keluar dari tempat yang telah kuanggap lebih dari rumah.
Semesta kembali memberi tanda
bahwa
sebenarnya aku
memang tak pernah ada didalamnya
hanya berdiri
dipekarangan
nan
sejuk
memetik daun berupa harap
mencegahnya layu
ataupun gugur
hanya
di
pekarangan
tidak didalamnya,
maka mari,
kita belajar membenci
pelan-pelan
atau
belajar tak peduli
diam-diam
Komentar
Posting Komentar