Dalam kesunyian,
senyummu menjelma suara
berbisik penuh rayu bergema memenuhi lorong sunyi tempatku berduka soal rindu
dalam ketidakhadiran,
senyummu menjelma udara
berhembus menelusuri sela-sela kesibukan membuatnya menyesal telah bertengkar dengan hari libur
dalam kerinduan,
senyummu menjelma pisau
menusuk waktu-waktu yang dirasa sia-sia tanpa berada dalam genggamanmu
dalam kemesraan,
senyummu menjelma waktu
berdetak tiap detik
mencekik segala keinginan memeluk agar hangatnya hanya bersumber dari lengkung bibirmu bukan sebuah pelukan
dalam kenyataan,
senyummu menjelma hari akhir
dirahasiakannya kehadiran dipastikannya kejadian
hanya tinggal menunggu.
senyummu yang lebih dulu hadir atau kematianku yang lebih dulu dipastikan
senyummu menjelma suara
berbisik penuh rayu bergema memenuhi lorong sunyi tempatku berduka soal rindu
dalam ketidakhadiran,
senyummu menjelma udara
berhembus menelusuri sela-sela kesibukan membuatnya menyesal telah bertengkar dengan hari libur
dalam kerinduan,
senyummu menjelma pisau
menusuk waktu-waktu yang dirasa sia-sia tanpa berada dalam genggamanmu
dalam kemesraan,
senyummu menjelma waktu
berdetak tiap detik
mencekik segala keinginan memeluk agar hangatnya hanya bersumber dari lengkung bibirmu bukan sebuah pelukan
dalam kenyataan,
senyummu menjelma hari akhir
dirahasiakannya kehadiran dipastikannya kejadian
hanya tinggal menunggu.
senyummu yang lebih dulu hadir atau kematianku yang lebih dulu dipastikan
sajaka, 2019
Komentar
Posting Komentar