Mereka terkadang bingung, soal bagaimana bahagia. Padahal yang membuatnya tidak bahagia adalah kebingungannya. Jadi, cara untuk menjadi bahagia adalah dengan tidak bingung. Dari kebingungan-kebingungan itu mereka berbondong-bondong menjadi sesuatu yang disuka oleh orang-orang disekitarnya, walaupun sesuatu tersebut bukan dirinya. Akhirnya, selama orang-orang disekitarnya menganggap bahwa dirinya terlihat bahagia menjadi sesuatu yang bukan dirinya, seterusnya ia akan menjadi bukan dirinya.
Lalu, anggapan ini menyebar entah melalui apa. Sampai dunia dipenuhi dengan makhluk bertopeng. Tersenyum dikeramaian, terisak dikesunyian. Dadanya sesak bernafas diantara mata yang tidak bisa menerima dirinya apa adanya. Terhimpit oleh tuntutan dan tak bisa bergerak bebas sesuai kemauannya. Lantaran sudah lama ia hidup dengan kondisi seperti itu, ia terbiasa menjadi bukan dirinya.
Kabar terakhir mengerikan,
ia senang akan puja-puji orang-orang yang sudah lama membuatnya sesak hidup menjadi bukan dirinya.
dan sekarang, dirinya yang sekarang adalah bukan dirinya.
Lalu, anggapan ini menyebar entah melalui apa. Sampai dunia dipenuhi dengan makhluk bertopeng. Tersenyum dikeramaian, terisak dikesunyian. Dadanya sesak bernafas diantara mata yang tidak bisa menerima dirinya apa adanya. Terhimpit oleh tuntutan dan tak bisa bergerak bebas sesuai kemauannya. Lantaran sudah lama ia hidup dengan kondisi seperti itu, ia terbiasa menjadi bukan dirinya.
Kabar terakhir mengerikan,
ia senang akan puja-puji orang-orang yang sudah lama membuatnya sesak hidup menjadi bukan dirinya.
dan sekarang, dirinya yang sekarang adalah bukan dirinya.
Komentar
Posting Komentar