Langsung ke konten utama

Setelah kemarau panjang

Pertengahan Juli, mendung mulai terlihat dan rintik hujan mulai turun bersama dengan keluh kesah penikmat cuaca panas.  Atau mungkin lebih tepatnya penikmat keluh kesah, karena mereka tidak pernah benar-benar menikmati sesuatu, hanya mengeluhkan sesuatu.  Hujan menjadi harapan bagi orang yang merindukan kesejukan, apalagi ibukota sering kali dinobatkan sebagai kota dengan polusi terbanyak.  Sial. 

Tepat satu tahun lalu, aku merasakan sebagai pengharap hujan dan kau sebagai yang diharapkan.  Polusi dan kebisingan yang aku terima hilang.  Senyuman yang begitu berbeda menjadi petir, terkaget aku dibuatnya.  Tapi begitulah, setelah kemarau panjang, senyummu jadi satu-satunya kaget yang aku nantikan.  Berbekal obat penurun panas, aku memberanikan diri menyentuh hujan, atau dirimu, langsung, ke kulit, meresap apa yang terserap, mengikat apa yang memikat.  Panas dingin aku dibuatnya, siapa lagi kalau bukan olehmu.  Kulitku kaget, terbiasa terkena polusi, dan hadirmu yang menyerupai hujan membuatnya senang sekaligus hilang kendali.  Yang masih bisa aku kendalikan hanya hatiku, aku kendalikan agar ia mengarah padamu. 

Aku rasa jatuh cinta padamu adalah pelepas dahaga setelah tertimpa kemarau panjang.  Aku senang.  Bahkan ingin sekali selalu berada dalam situasi seperti ini.  Hujan. 

Kemudian kau benar-benar menjadi seperti hujan.  Aku tak kuat menampung semuanya, semua cantikmu.  Hingga ia mengalir kembali ke laut, tempat dimana kecantikanmu teramat sangat. 

Disini aku kembali mengalami kemarau panjang, menunggumu kembali.  Turun dari atas dengan segala kedahsyatan.  Petir, rintik, semuanya.  Atau kau punya sesuatu yang baru setelah kemarau panjangku yang ini.  Aku sangat tunggu.  Aku tunggu.  Karena setelah diperkenalkan langsung padamu, aku jadi suka hujan yang terjun langsung terkena kulitku.  Lebih tepatnya aku rindu kamu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara...

Sikap Jomblo terhadap lirik lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu

Jika engkau mempunyai kekasih, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu romantis.  Tetapi jika anda seorang jomblo, maka lagu ini adalah lagu yang akan membuat anda menangis karna begitu KASIAN ANDA HAHAHAHA.  Eh gua kan jomblo ya ngapain ngeledek orang. Oke balik lagi ke pembahasan yaitu lagu Banda neira yang berjudul Sampai jadi debu.  Saya menyukai musik-musik indie seperti Banda Neira.  "Banda Neira adalah proyek iseng bertanggung jawab duo Ananda Badudu dan Rara Sekar. Dengarkan musik kami di soundcloud.com/bandaneira Sedikit tentang Banda Neira Ada kata yang melulu diulang dalam setiap penjelasan profil Banda Neira: Iseng, nekat, kurang persiapan, tinggal beda pulau, dan tak bakal ada yang dengar. Tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi, memang seperti itulah adanya Banda Neira. Awalnya band (keukeuh tak mau disebut duo) ini cuma proyek iseng belaka." Dikutip dari tumblr dibandaneira Dari awal kita akan mendengarkan musi...

Besar kepalamu

Kemarau dan penghujan sedang tak menentu, kadang datang bersama dalam satu hari.  Lain hal, alam ini selalu memberi apa yang tiap manusia butuhkan, sekalipun mereka mengotori tubuhmu.  Sementara itu kau sedang sibuk-sibuknya dengan kekasih barumu.  Terik ataupun kemarau, yang kau posting selalu wajahnya.  Riuh penuh alasan, caption milikmu seakan parang tajam menusuk langsung tepat disebelah jantung, aku tak kau buat mati namun hidup dengan perasaan tersakiti.  Pagiku kini ditemani dua gelas kopi hangat, yang satu untuk kuminum dan yang satu untuk kubiarkan dingin, biar khayalku tentangmu yang menghabisinya.  Masih tentangmu, pejam sementara terasa begitu lama, atau memang kau ingin aku melihatmu? biar kau pamerkan cara dia menjagamu? begitu?.  Tak sudi aku, apalagi harus dibandingkan dengan priamu.  Aku adalah aku.  Jika ia kau rasa lebih hebat, maka biar udara yang menjawabnya tentang seberapa sering aku dihempas hanya untuk menuggumu....