Langsung ke konten utama

Pria tak ber-indera

Ia adalah pria yang tak mempunyai indera. 

Matanya terpejam untuk perjuangan yang harusnya ia lihat dengan seksama, mengabaikan lelah penantian sang perempuan berhati gulali, matanya mampu melihat ketika sesuatu yang ia anggap benar ada di depannya.  Haha, bego.

Lalu telinganya hanya untuk mendengarkan ocehannya sendiri.  Nasihat baik perempuan berhati gulali hanya menjadi seperti kendaraan yang tak punya tujuan, lalu-lalang tak disimak oleh pendengar.  Haha, tolol.

Hidungnya adalah bagian paling tidak egois, karena ia masih mau menghirup aroma parfum yang sebenarnya ia tak suka. 

Kulitnya parah, ia menggenggam jemari perempuan itu, lalu melepasnya dengan alasan yang sangat kekanak-kanakan.  Kalaupun ia keriput nanti, mungkin sikapnya akan sama saja.  Haha, dongo. 

Lidahnya adalah bagian paling kejam.  Ia tak pernah mencicip secara bersama makanan kesukaan perempuan berhati gulali.  Bahkan tak pernah.  Lalu dengan santainya ia meliak-liuk didalam mulut sembari melontarkan kalimat perpisahan. 

Ia, sang pria, mengaku belum bisa mengendalikan inderanya agar menjadi dewasa. 

Kini ia ingin mengubahnya, namun terlambat. 

Perempuan berhati gulali telah menata hatinya agar tidak diacak-acak olehnya. 

Ia adalah aku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara salah sambung nelpon ke markas S.H.I.E.L.D.

Cerita kita dulu di sekolah dasar #2

Dengan jalan ngengkang gue pun pulang ke rumah.  Pas nyampe rumah, nenek gue yang ngeliat keadaan gue dengan muka geram langsung teriak dengan nada kencang ' ARYAAAAAAA!!!!!!!' Muka gue langsung pucet pas denger bentakan dari nenek gue.  Gue cuman bisa berdiri di depan pintu rumah dengan kaki berbentuk O karna ngengkang dan masih menggunakan seragam sekolah 'Kamu jalan ngengkang gitu terus keringet dingin gini, kamu berak dicelana? Hah?' 'Ini tuh serpihan masa lalu gitu nek yang keluar, kaya semacam zat yang keras tapi lembek gara gara kedudukan pas di sekolah.  Gitu nek' 'Alah udah, t*i aja pake ada pengertiannya.  Yaudah sono ke kamar mandi, kamu selesain urusan kamu sama masa lalu kamu.  Awas jalannya hati hati, jangan ampe tuh t*i bececeran dilantai.' Gue pun jalan ngengkang sambil nunduk menuju kamar mandi setelah kena omelan dari nenek gue.  Langsung aja gue bersihin sisa sisa zat kuning ini.  Selagi ngebersihin, gue terus kebayang bayang ten

Cloud

let me hold your hand between sentences full of hesitation in which you don't know what to do  or let me hold you tight when the world makes you stupid  in which you feel that everything is always wrong  let me be there  always  when you feel lost  or upset  let me I'll always be there