Terbang,
Aku terbang.
Simpul rapih sulit terbuka kini tak ada
Tak lagi terkunci dalam sebuah kenang
Terhempas kebebasan heran akan kenyataan
Aku kira sayapku akan mengepak sesuai keinginanku, ternyata ia lebih suka terjebak dalam rindu.
Kancing kemejaku tak sesuai dengan lubangnya, ah mungkin saja aku kaget dengan ketiadaan nya.
Beberapa roti terlambat ditelan,
Kegiatanku selalu dari lampu belum menyala hingga ia dipadamkan.
Tidak,
Aku tidak terbang.
Aku hanya bodoh,
Ingin terhempas angin, namun kehilangan cahaya.
Hai engkau, hunus saja aku dengan rindu.
Aku bingung dengan rambutku yang mulai acak-acakan.
Ternyata kamu,
Kamu "terbang" ku.
Kamu "tepat waktu menelan roti" ku.
Kamu "kancing kemeja tepat lubangnya" ku.
Kamu "rambut tertata" ku.
Kini aku,
Tertusuk. Oleh "ku"
Komentar
Posting Komentar