Langsung ke konten utama

Ceteria yang sengsara.

Suara malam membangunkan, bangun dengan keadaan tubuh menggigil, bibir berdarah, rambut acak-acakan, didepan toko barang tua yang hampir tutup.  Aku berjalan menyusuri kota, mencari yang terdekat, ingin memeluk yang mampu didekap. 

Linglung seperti orang kehilangan ingatan, aku berhenti ditrotoar dekat pemberhentian bus, satu persatu orang melangkah menuju tujuannya, mengabaikan sesuatu yang ia anggap bukan apa-apa; aku.  Tangan kanan menjadi sesuatu yang dibenturkan berulang kali ke kepala, agar ingat semua kenang.  Aku lupa berapa lama aku sudah lupa, sehingga kota terasa begitu tua atau aku yang melaju ke masa depan.  Tapi apakah aku bisa ke masa depan? Dengan keadaan yang sangat terbelakang?. 

Aku tanya pada lampu merah, tapi ia diam.  Ia tak pernah memberiku hijau.

Aku dimana?

Kenapa keadaanku seperti ini?

Lalu beberapa semut berjalan diatas bulu kaki ku.  Kemudian menggigitku.  Ia berbisik "itu semua karena kau!, Kau yang membuat dirimu acak-acakan seperti ini."

Lalu aku harus bagaimana?

Semut itu menjawab "jalan! Jalanlah sampai kau menemukan ujung dunia.  Barulah kau menemukan kebenaran, terutama tentang hal yang bisa mengubahmu kembali menjadi dirimu sendiri."

Baiklah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara salah sambung nelpon ke markas S.H.I.E.L.D.

Cerita kita dulu di sekolah dasar #2

Dengan jalan ngengkang gue pun pulang ke rumah.  Pas nyampe rumah, nenek gue yang ngeliat keadaan gue dengan muka geram langsung teriak dengan nada kencang ' ARYAAAAAAA!!!!!!!' Muka gue langsung pucet pas denger bentakan dari nenek gue.  Gue cuman bisa berdiri di depan pintu rumah dengan kaki berbentuk O karna ngengkang dan masih menggunakan seragam sekolah 'Kamu jalan ngengkang gitu terus keringet dingin gini, kamu berak dicelana? Hah?' 'Ini tuh serpihan masa lalu gitu nek yang keluar, kaya semacam zat yang keras tapi lembek gara gara kedudukan pas di sekolah.  Gitu nek' 'Alah udah, t*i aja pake ada pengertiannya.  Yaudah sono ke kamar mandi, kamu selesain urusan kamu sama masa lalu kamu.  Awas jalannya hati hati, jangan ampe tuh t*i bececeran dilantai.' Gue pun jalan ngengkang sambil nunduk menuju kamar mandi setelah kena omelan dari nenek gue.  Langsung aja gue bersihin sisa sisa zat kuning ini.  Selagi ngebersihin, gue terus kebayang bayang ten

Cloud

let me hold your hand between sentences full of hesitation in which you don't know what to do  or let me hold you tight when the world makes you stupid  in which you feel that everything is always wrong  let me be there  always  when you feel lost  or upset  let me I'll always be there