Langsung ke konten utama

Terjelma dalam wujud yang berbeda

Dunia tak pernah menghapus kata 'mungkin', semua yang terucap bisa terjadi dan semua yang diusahakan bisa saja tidak terjadi.  Menggali tiap kisah Tuan Putri manapun, pasti selalu berhubungan erat dengan zaman dahulu, kerajaan, dongeng.  Kali ini berbeda. 

Dalam kesendirian, aku menemukan sesuatu didalam hati dan otak ku tentang kisah 'sang pemimpi'.  Pria yang penuh dengan tanda baca dalam hidupnya.  Sang Pemimpi seringkali menabrak sesuatu saat ia berjalan, kepalanya tertunduk lesu tiap aku temui dalam otak ku.  Ternyata ia begitu karna bisingnya ocehan orang lain tentang kesendiriannya.  Lingkungannya seperti menekannya untuk mencari setidaknya satu perempuan penghias linimasa miliknya.  Sudah beberapa kali ia mencoba, tetap saja ada sesuatu yang membuat hatinya tak bisa dibuka.  Tertutup rapat dengan tulisan 'Tuan Putri' didepan pintu hatinya, tulisan yang ditulis dengan hati. 

Didepan kaca, aku pernah bertanya kepadanya "mengapa kau rapihkan hati yang tertutup itu?" Awalnya ia hanya menghela nafas, kemudian menjawab dengan senyum "didalamnya tersimpan nasihat Tuan Putri yang membuatku punya mimpi"

'cih' Busuk sekali omongannya.  Ia yang membuat kau tertunduk lesu mengapa kau buat dirimu didepan perempuan lain kaku? Mati saja!

Sang Pemimpi membuka pintu itu, mempersilahkan siapapun melihat isinya namun tak dibiarkan masuk.  Tertata rapih tiap nasihat yang membuat suasana hangat, tetapi berceceran tiap kata amarah darinya yang perlahan membuat 'Sang Pemimpi' dan 'Tuan Putri' tersekat, menjadi sesuatu yang hanya pantas untuk dikenang. 

Dilantai dekat pintu, terdapat kaligrafi indah tentang amarah cantik Tuan Putri, "Jaga saja mimpimu! Aku tak akan kemana" Sembari pergi.  Sang pemimpi jadi malas mandi pagi karena tulisan itu.  Kemudian Tuan Putri berdalih atas nama pendidikan, merengkuh asa dengan topeng paling cantik yang dahulu selalu ia munculkan.  Mungkin saja baginya Sang Pemimpi hanya penenang kala hatinya dilanda sepi. 



Pasti lanjut....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara salah sambung nelpon ke markas S.H.I.E.L.D.

Cerita kita dulu di sekolah dasar #2

Dengan jalan ngengkang gue pun pulang ke rumah.  Pas nyampe rumah, nenek gue yang ngeliat keadaan gue dengan muka geram langsung teriak dengan nada kencang ' ARYAAAAAAA!!!!!!!' Muka gue langsung pucet pas denger bentakan dari nenek gue.  Gue cuman bisa berdiri di depan pintu rumah dengan kaki berbentuk O karna ngengkang dan masih menggunakan seragam sekolah 'Kamu jalan ngengkang gitu terus keringet dingin gini, kamu berak dicelana? Hah?' 'Ini tuh serpihan masa lalu gitu nek yang keluar, kaya semacam zat yang keras tapi lembek gara gara kedudukan pas di sekolah.  Gitu nek' 'Alah udah, t*i aja pake ada pengertiannya.  Yaudah sono ke kamar mandi, kamu selesain urusan kamu sama masa lalu kamu.  Awas jalannya hati hati, jangan ampe tuh t*i bececeran dilantai.' Gue pun jalan ngengkang sambil nunduk menuju kamar mandi setelah kena omelan dari nenek gue.  Langsung aja gue bersihin sisa sisa zat kuning ini.  Selagi ngebersihin, gue terus kebayang bayang ten

Cloud

let me hold your hand between sentences full of hesitation in which you don't know what to do  or let me hold you tight when the world makes you stupid  in which you feel that everything is always wrong  let me be there  always  when you feel lost  or upset  let me I'll always be there