Selamat malam
Untuk tiap hati yang tak lagi dapat salam.
Aku tengah bimbang diatas kasur tempatku berkarya dan menuangkan tulisanku. Kenapa? Karna Senyum yang beberapa hari ini kutemui itu seperti senyum dimasa laluku. Ia merambat menuju mesin waktu, melaju ke tempat pembaringanku sekarang dan melahap otakku. Memaksanya agar terus mengingatnya.
Aku tengah mengagumi seseorang, ia yang kisahnya lebih pilu dariku baru saja menyadarkanku. Bahwa ketidakpeduliannya atas masa lalunya adalah hal yang harus dilakukan. Meneguk segelas kesadaran lalu memaparkan kisah pilunya dengan memilah hikmah apa yang patut diambil.
Aku sadar selama ini waktuku terbuang.
Karna satu detik yang kita gunakan sekarang adalah satu detik yang kita pinjam dari masa depan.
Mata pelajaran mana yang membahas tentang melupakan? cari! bawa kesini biar aku pelajari. Karna otak kita dari masa taman kanak-kanak sampai lulus menggunakan topi toga, itu selalu diterapkan ilmu "mengingat".
Jadi yang kusalutkan darinya adalah caranya berdiri. Ia mampu melawan perihnya ditinggalkan dengan alasan mengenaskan. Ia mampu membuka hatinya dan kembali tersenyum, dan tertawa atas apa yang ia lalui.
Mengagumkan.
Instrinstik.
Dan Cantik.
Manusia mana lagi yang masih menganggapmu lemah? biar aku yang ceritakan betapa tangguhnya kamu.
Pria mana lagi yang ragu akan parasmu? biar aku yang ceritakan dengan detail bagaimana caramu tersenyum.
Sengaja aku memberikan sedikit senyum yang tak indah sama sekali yaitu "senyum kanan". Agar kau tak terlalu indah. Itu bahaya. Aku takut pria yang mengendarai motor bisa terjatuh saat melihat senyummu.
Gunakan terus senyum kananmu. Untuk orang yang berani menyakitimu dan meremehkanmu.
Komentar
Posting Komentar