Langsung ke konten utama

Seberape pantes 》》》5 : Arah kisah kita

"A'a,  Ketika kita suka sama seseorang dan orang itu belom nerima kita, jangan nyerah dulu.  Karna sejudes apapun cewe, pasti ada sisi imutnya.  Kejar aja terus!, karna semakin sering kamu diabaikan.  kamu bakalan penasaran.  Cowo mah jangan nyoba sebentar."

"Emangnya mamah imut?"

"Sialan lo!!!"

Layaknya gawang, aku tau bapak kamu ngejagain kamu banget pasti. 

 Ada dua tipe menyakitkan, pertama menyakitkan yang bikin sakit, kedua menyakitkan yang bikin berubah.  

-----------------------------------------------------

*Engkau disana, aku disini, meski hatiku memilihmuuuuuuuu*

Begitulah bunyi alarm yang ku pasang setiap pukul 04:50 pagi.  Mataku masih buram tak jelas seperti perasaanmu padaku 'eaaaaaaaa'.  Teringat sekarang hari jumat dan jadwal latihan volley hari ini yaitu pukul 15:00, setiap mendengar kata volley pasti otakku teringat dengan juwita.  Seseorang yang menyuruhku menjalani  atau "kita jalanin aja dulu". 

    Entah akan seperti apa arah kisah kita, membingungkan sudah pasti.  Tapi masih ada rasa penasaran yang ku pendam. 

Seperti biasa, hari ini sekolah dan melewati hari dengan belajar dan membosankan.  Pulang sekolah langsung latihan volley dan gitu-gitu aja.  Sampai pada saat selesai latihan dan juwita dan yang lain mengajak gue untuk pergi makan terlebih dahulu.  Ditempat makan, layaknya pengaggum aku hanya bisa menatap senyum tembem nya yang susah untuk di lepaskan.

Ketika selesai makan, saya menawarkan ajakan untuk pulang bersama dengan juwita

"wii lo balik sama gue yaa"

"Yaude deh, gue pengen cerita sesuatu sama lo"

Entah cerita apa itu, perasaan penasaranku semakin menggebu gebu.  Bisingan di otakku yang selalu terisi dengan 'dia' sekarang semakin menerka nerka.  Motor pun aku bawa dengan ia bersamaku dibelakang, dan ia memulai perbincangan

"Arya, gue pengen cerita tapi lo jangan sakit hati"

*Curhatan seperti apa yang memulai dengan menyuruhku untuk tidak sakit hati*

"Iyaa Gua gak bakal sakit hati, emang mau curhat apa"

"Jadi gini, Sebenernya gua sebelumnya deket sama temen lo, namanya jono.  Gua juga sempet ada perasaan sama dia, tapi dia jadian sama orang lain.  Maaf yaa, itu yang pengen gue ceritain."

Secara singkat ia pun menceritakan sesuatu yang ia pun tidak ingin aku sakit hati.  Sebenarnya sangat menyedihkan mendengar teman sendiri mendekati orang yang kita suka.  Padahal sebelum nya aku pernah cerita kepada jono bahwa aku menyukai juwi, bahkan aku cerita kepadanya saat jono masih bersama teman sekelas ku (Mantan pacarnya).  Menyedihkan, ketika seseorang yang kita sukai di kejar oleh teman sendiri. 

"Yaudah wii, hati hati yaa dijalan.  Jangan meleng.  Nanti di kereta kalo ada mas mas jakun di lehernya bejendol gede terus gak ngasih tempat duduk.  Tonjok aja jakun nya."

Begitulah pesan singkat ku ketika sudah mengantar juwi ke stasiun, karna rumahnya lumayan jauh.  Aku tidak berani mengantarnya. 

Aku pun pulang dengan perasaan penuh cemburu dan sedih.  Ternyata ini sebabnya aku tidak mendapat hati nya.  Karna ia sedang kecewa dengan teman ku, dan lebih parahnya.  Teman ku membuat juwita sedih.

Motor ku parkirkan ke rumah dengan perlahan, membuka pintu dan mengucap salam ke pada orang rumah yang berisi hanya mamahku.

"Bu, ibu punya temen ngeselin gak?"

"Lahh? ngapa lu dateng dateng nanya temen ngeselin."

"A'a punya temen bu, a'a cerita sama dia kalo aa suka sama seseorang.  Eh dia malah deketin orang yang aa suka"

"Ganteng orangnya ?"

"Ganteng sih"

"Temen kamu? "

"Iyaaa"

"Kalo dia temen kamu, dia pasti ngerti.  Kalo dia gak ngerti, bukan temen kamu itu."

Otakku pun berfikir keras atas ucapan yang mamahku lontarkan.  Sedemikian rumit arah kisah kita. 

"Udah tidur sana!! Jomblo emang harus gitu, berjuang.  Kalo kalah sama yang ganteng, yaudah mampus!!"

Dan sebelum tidur, seperti biasa dihina dulu sama nyokap. 

-----------------------------------------

Entah hari keberapa aku ikut latihan volley di Jakarta Pusat 2, tak terasa sudah lama dan semakin malas saja aku latihan bareng jono yang kebetulan Volley Jakpus juga.  Latihan seperti biasa dan selesai, tak ada peristiwa apapun. 

Kebetulan hari ini, Cewe tidak latihan.  Dan juwita pun masih disekolah.  Selesai latihan Pukul 18:00 dan kulihat, jono sudah pulang terlebih dahulu. 

Aku pun yang malas untuk pulang kerumah memutuskan untuk diam di tempat latihan yaitu smk39, dan duduk di depannya sambil minum.  Ku keluarkan phonsel ku untuk menanyakan keadaan juwita

"Wiii, lagi dimana? Udah pulang?"

Waktu menunjukan 18:30

"Disekolah"

"gua jemput yaa, gua juga belom pulang"

"gausah"

"dijemput siapa ?"

"bokap"

" ohh yaudah hati hatii yaaa"

Aku pun memsukan phonsel ke tas, dan ingin pulang.  Seketika aku kaget melihat jono yang tiba tiba melintas didepan ku, padahal ia sudah pulang dari tadi.  Sontak aku duduk kembali dan berfikir mau kemana ia.  Setelah sekitar 10 menit jono sudah lewat.  Baru aku sadar.  Dan langsung menaiki motor untuk menuju ke sekolahan juwita.  Feeling ku tidak enak, dan terus berfikir positif dijalan. 

Setelah sampai di depan sekolah juwita, aku kaget ketika melihat jono dan juwita sedang mengobrol di depan sekolahnya.  Apa yang kulihat? apa ini?
Ketika juwita melihat ke arahku, langsung aku pergi dengan kencang membawa motorku yang sebenarnya akupun tak tau jalan pulang. 

Kecewa pasti, melihat seseorang yang kita kagumi memilih orang lain.

Aku pun pulang, dan mengetuk pintu dengan lemas. 

"kenapa kamu lemes gitu?"

Tanya mamahku ketika aku sampai rumah.

"Gapapa Mah, aa cuma capek"

"Jangan boong kamu"

"Beneran gapapa"

Kebohonganku sepertinya mudah terlihat oleh mamahku. 

"Kamu salah A'a"

"Salah kenapa mah?"

"Kamu salah, kamu gasadar.  Kalo dari awal ia emang gak punya rasa sama kamu"

Aku pun pergi kekamar dengan berfikir tentang ucapan mamahku. 

Asli atau ilusi terus mengisi otak dan hati yang retak. 

Otak memaksa mata untuk menceritakan perihnya ketiadaan. 

Aku tak pernah menyesal kau memilih orang lain, yang aku sesalkan tak sedetikpun kesempatan bagiku membuatmu bahagia.

Move on ditunjukan kepada seseorang yang hatinya sakit.  Lalu apa yang dilakukan seseorang yang hatinya dibuat mati. 

Dan.....

Dalam permainan hati, aku kalah dalam berhenti perduli. 

Kamu kalah dalam hal mengerti..



*To be continued

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita kita dulu di Sekolah Dasar

Awal cerita ini terjadi pas kelas 5 Sd, gue yang tadinya sekolah di pinggiran Jakarta dipindahin ke Tengah biar gak jatoh.  Disekolah baru gue ini agak pemalu, yaa namanya ketemu temen dan semua yang apa apa baru pasti ngerasa asing karna belom biasa sama semuanya.  Gue jalan dari rumah ke sekolah dan sampe dehh.  Bel sekolah berbunyi dan hari pertama gue disekolah baru, pas duduk gue ditaro di tempat paling depan gitu duduk sebelahan sama yang namamya Ipang.     Sebelum pelajaran dimulai gue disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, langsung gue maju buat ngenalin diri "Hallo , nama saya Arya Dahan Jaka biasa dipanggil arya , saya pindahan dari SD di pinggiran Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya "      Begitu pelajaran dimulai gue bingung apa apa gak ada yang masuk otak, bingung liat guru bingung liat temen gue yang ngeliatin gue mulu.  Hari terasa menegangkan ditempat baru, rasanya kaya di kelilingin Avengers gara gara salah sambung nelpon ke markas S.H.I.E.L.D.

Cerita kita dulu di sekolah dasar #2

Dengan jalan ngengkang gue pun pulang ke rumah.  Pas nyampe rumah, nenek gue yang ngeliat keadaan gue dengan muka geram langsung teriak dengan nada kencang ' ARYAAAAAAA!!!!!!!' Muka gue langsung pucet pas denger bentakan dari nenek gue.  Gue cuman bisa berdiri di depan pintu rumah dengan kaki berbentuk O karna ngengkang dan masih menggunakan seragam sekolah 'Kamu jalan ngengkang gitu terus keringet dingin gini, kamu berak dicelana? Hah?' 'Ini tuh serpihan masa lalu gitu nek yang keluar, kaya semacam zat yang keras tapi lembek gara gara kedudukan pas di sekolah.  Gitu nek' 'Alah udah, t*i aja pake ada pengertiannya.  Yaudah sono ke kamar mandi, kamu selesain urusan kamu sama masa lalu kamu.  Awas jalannya hati hati, jangan ampe tuh t*i bececeran dilantai.' Gue pun jalan ngengkang sambil nunduk menuju kamar mandi setelah kena omelan dari nenek gue.  Langsung aja gue bersihin sisa sisa zat kuning ini.  Selagi ngebersihin, gue terus kebayang bayang ten

Cloud

let me hold your hand between sentences full of hesitation in which you don't know what to do  or let me hold you tight when the world makes you stupid  in which you feel that everything is always wrong  let me be there  always  when you feel lost  or upset  let me I'll always be there