Diamku semakin tegang,
Duduk ku tak lagi tenang,
Dibawah senja yang mulai mengucapkan selamat tinggal kepada nasi aking yang dijemur, aku sedang dalam kondisi tegang menatap pasrah dirimu yang tak memberi jawaban saat kutanya 'kenapa?'.
Lantunan perasaanku sudah kucurahkan padamu yang membuat semesta menerka nerka. sembari duduk, kita berdua tetap diam tanpa ucapan. Bahkan diam mu aneh setelah ucapan jujurku yang tengah mengagumimu. "aku udah bilang jujur, aku sayang sama kamu" Ia hanya diam setelah 30 menit yang lalu aku mengucap seperti itu. Lututku tak henti bergetar menunggu ekspresimu. Lantunan doa pasrah terus keluar dari dalam hati.
"aku gak suka kamu, mending kamu menjauh" Akankah ia seperti perkataan di bisikan ku itu? semoga ia tak sejahat itu.
Semakin ramai pengunjung ditempat makan yang sedari tadi kita berada dalam diam, dan aku tetap menunggu ekspresi tak pasti darimu.
'Harus ya kita gini?' 'Yaa gak salah kan aku berharap?' Cekcok antara otak dan hatiku terus berlanjut dan menyalahkan diriku yang bodoh. Raut tak mengenakan dari wajahmu semakin terlihat. 'Aku lebih nyaman kita sahabatan yaa' Kenapa perkataan itu baru muncul setelah aku bilang sayang sama kamu.
Senyummu halus seperti penolakan yang baru saja kau berikan.
Dan ini jawaban dari pertanyaanku
Dan kata sahabat yang kau lontarkan, sesungguhnya berarti males nyari alesan lain buat nolak lo.
Komentar
Posting Komentar