Ia adalah pria yang tak mempunyai indera. Matanya terpejam untuk perjuangan yang harusnya ia lihat dengan seksama, mengabaikan lelah penantian sang perempuan berhati gulali, matanya mampu melihat ketika sesuatu yang ia anggap benar ada di depannya. Haha, bego. Lalu telinganya hanya untuk mendengarkan ocehannya sendiri. Nasihat baik perempuan berhati gulali hanya menjadi seperti kendaraan yang tak punya tujuan, lalu-lalang tak disimak oleh pendengar. Haha, tolol. Hidungnya adalah bagian paling tidak egois, karena ia masih mau menghirup aroma parfum yang sebenarnya ia tak suka. Kulitnya parah, ia menggenggam jemari perempuan itu, lalu melepasnya dengan alasan yang sangat kekanak-kanakan. Kalaupun ia keriput nanti, mungkin sikapnya akan sama saja. Haha, dongo. Lidahnya adalah bagian paling kejam. Ia tak pernah mencicip secara bersama makanan kesukaan perempuan berhati gulali. Bahkan tak pernah. Lalu dengan santainya ia meliak-liuk didalam mulut sembari melontarkan kalimat
And I put all my heart to get to where you are