Langsung ke konten utama

Postingan

last chapter, i’m done

Hallo Desember, sangat menyenangkan bisa kembali berjumpa denganmu. Tahun ini sungguh mengharukan. Bagaimana tidak, seorang yang jarang mengeluarkan air mata seperti saya pada akhirnya banyak menangis tahun ini. Pendidikan, cinta dan kehidupan. Semua memiliki kehilangannya masing-masing. Dan dari kehilangan tersebut saya perlahan menjadi semakin paham tentang hidup saya; walaupun dalam hidup, masih begitu banyak yang perlu dipahami. Perjalanan sarjana saya akhirnya selesai, saya kehilangan 1 tahun waktu saya lantaran tidak mampu menyelesaikannya tepat waktu. Orang bilang ‘lulus pada waktu yang tepat’, nyatanya saya tak juga menemukan waktu tersebut. Hingga saya merasa berada di titik terendah dalam hidup saya. Kemudian ditinggalkan cinta saat fase tersebut adalah hal berat lainnya yang saya rasakan tahun ini. Begitu bingung saya menjelaskan perasaan yang saya rasakan. Ditinggalkan cinta di titik terendah. Mungkin sebagian tulisan saya adalah tentangnya, dan itu akan menjadi museum; tem
Postingan terbaru

I’m a rubbish

kesedihan datang secara bersamaan. Skripsi, keluarga, keuangan, dan hal anjing lainnya yang membuatku ingin menghilang sejenak dari dunia ini. Mengasingkan diri entah menjadi remah roti atau apapun itu yang tidak terlalu diperhatikan oleh dunia. Aku ingin.  kudapati diriku menjadi pengecut ketika seperti ini. Memendam semua tak bisa kuceritakan kepada semua, menaruh dan mengunci semuanya begitu rapih lewat hal-hal lucu atau apapun kekonyolan yang tidak seharusnya dilakukan oleh pria 22 tahun. Tapi entahlah, mungkin kedewasaan didapat melalui berbagai kekecewaan.  aku ingin menghilang, sangat ingin.  kecewa terhadap diri sendiri yang sudah lupa kapan terakhir mengeluarkan air mata. Menetes dengan tetiba tanpa aba-aba. payah.  aku ingin menghilang, sangat ingin. 

Falling in pieces

Hallo Neptunus, dewa laut. Sepertinya ini pesan terakhirku. Sebelumnya aku selalu memintamu untuk menyampaikan pesan rindu pada perempuan yang tinggal dekat dengan laut, Ia sangat aku cintai. Tenang saja, sekarang kau tidak perlu kerepotan aku titipkan pesan karena ia sudah tidak lagi mencintaiku; begitu katanya. Jangan bertanya kenapa karena jawabannya ada pada dirinya. Ia berkata begitu setelah banyak waktu bersama yang telah kita berdua habiskan. Entah semua ia anggap apa, aku tidak tahu Nus. Mungkin aku yang kurang baik untuk ia jadikan tempat bersandar, atau lawakanku yang terdengar kuno dan norak, atau sikapku yang ia tak suka. Aku tidak tahu.  Ia berkata sudah tidak merasakan apa-apa ketika bersama diriku, dan itu membuatku merasa gagal menjadi seseorang.  Tak kuasa aku menahan keputusannya. Lagi pula tetap bersama namun tak cinta adalah sesuatu yang mengerikan. Jadi aku melepasnya. Membiarkan ia pergi mencari sesuatu yang memang tidak ia temukan pada diriku.  Sudah lupa aku mem

Sumringah

Dalam bahasa Jawa, Sumringah dapat diartikan menjadi “ bahagia ”. Mungkin beberapa dari kalian sering dengar kata tersebut; karena mungkin orang Jawa itu seperti Indomaret yang mulai tersebar di Indonesia. Tapi bukan Orang Jawa atau Indomaret tulisan ini dimaksudkan.  Melainkan ungkapan perasaan yang saya rasakan saat menjalin hubungan dengan seseorang; yang tentunya saya cintai. Semua pegawai Indomaret di seluruh Indonesia menyebutnya ‘ pacar ’.   Entah sudah berapakali saya menulis tentang putus cinta, galau tiada henti di blog ini. Dan ini masih dengan orang yang sama. Bukan orang Jawa; yang berbahasa Jawa. Bukan juga pegawai Indomaret yang tersebar di Indonesia.   Rumahnya dekat dengan pantai selatan Jawa Barat. Saya kadang memanggilnya dengan sebutan Queen of the South . Untungnya ia tak marah disamakan dengan legenda Ratu pantai selatan. Atau mungkin sebenarnya ia ingin marah? Ah tidak mungkin. Saya curiga, apakah tempat tinggalnya berhubungan dengan pasang surutnya hubungan say

Thank you for stopping by

Kulihat awan membentang luas dan terasa begitu dekat ketika aku terbang dengan kelapangan hati sehabis kehilangan.  Alurnya mengikuti emosi yang sedang dirasa, membuat suasana semakin nyaman untuk berduka dan tertawa. Pada akhirnya kita menemukan titik pada kalimat panjang yang telah tercipta oleh waktu.  Titik itu merupa jarak. Jarak itu menjelma pisau. Dan hatiku adalah apapun yang mudah terbelah.  Dari titik itu, kita terbang membentangkan sayap menembus cakrawala. Melihat sesuatu dari cerita kita yang telah sampai pada akhir dari tempat yang lebih tinggi, menemukan makna yang mungkin tak sempat kita temukan ketika saling menatap. Meringkasnya untuk mudah disimpan sebagai kenangan dalam ingatan.  Kusampaikan dalam diam segala maaf dan terimakasih atas segala kasih.  Mari menjadi versi terbaik dari diri sendiri tanpa perlu kembali mengisi satu sama lain. Terbang sejauh mungkin menemukan segala makna dan tawa lain agar hidup tak selalu menangisi sepi.  Terimakasih. Jaga diri masing-ma

Let it be

Hallo Neptunus, Dewa laut.  Dari kejauhan aku ingin menguhubungimu untuk ber terimakasih atas pesan waktu itu yang sepertinya telah sampai kepadanya. Pesan yang berisi permintaan tolong agar kau buat suasana pantai menyerupai diriku biar rindu tak terlalu berat untuk dilalui.  Terimakasih telah menyampaikannya walaupun sepertinya hal itu gagal ia terima. Hadirku tetaplah yang paling utama.  Hari-hariku setelah ini adalah serangkaian playlist dengan lirik kesedihan tentang perasaan yang akan terus berputar pagi siang sore dan malam sampai aku benar-benar terbiasa kehilangannya.  Dan aku tak kuasa menahan keputusannya yang telah bulat.  Aku tak menyalahkan siapa-siapa.  Dan tidak bisa berbuat apa-apa. Aku anggap ini hukuman atas kebodohanku.    Aku titip ia kepadamu. Setidaknya kau sering bertemu dengannya.   Karena setelah ini, aku benar-benar harus melepasnya.   Bali, Indonesia.

I

            Ketakutan, kegelisahan, amarah, tidak percaya diri.  Semua hal-hal yang muncul ketika suatu hal terjadi atau sebelum hal itu terjadi.  Semua hal itu selalu muncul dalam bentuk kepribadian yang lain secara sesaat.  Dunia seringkali menjadi kambing hitam ketika harapan tidak sesuai kenyataan.  Alih-alih membenarkan diri, situasi justru dipenuhi dengan keegoisan.   Ketika beranjak dewasa, hal-hal buruk terjadi dan keegoisan tersebut muncul kembali.  Entah jadi lebih buruk atau lebih baik ketika hal buruk tersebut muncul dan mampu dikendalikan.  Pertanyaan tentang ‘kenapa’ muncul di kepala menghantui.  Bertanya tentang penyebab hal buruk tersebut selalu muncul.  Lalu kilas balik hidup sejak kecil muncul, tentang hal-hal buruk yang pernah di alami sejak kecil.  Berusaha memahami namun tak kunjung paham.  Berusaha sembuh sampai sekarang.  Entah kurang kasih sayang, atau kekuatan finansial, atau terbiasa sendiri.   Saya bingung,  Sejak kecil, ekonomi keluarga saya buruk.  Tidak te